Di suatu siang, di sebuah rumah, saat itu seorang gadis kecil yang baru pulang sekolah, langsung menghampiri ibunya yang berada di ruang tengah.
“Ma, beliin karin boneka barbie sama rumahnya” ujar karin
“mama belum punya uang sayang, besok ya” bujuk mama
“gak mau, maunya hari ini ma, teman-teman yang lain sudah punya semua” ujar karin
“mama belum punya uang sayang, minggu depan ya,’’ bujuk mama
‘’gak, pokoknya harus hari ini” bentak karin
Karin pun membanting pintu kamarnya, mama hanya bisa mengelus-ngelus dada. Begitulah sikap karin, apa yang menjadi keinginan dia harus di penuhi, padahal keuangan orang tuanya sedang bermasalah.
Di dalam kamar karin menangis dia berpikir bahwa mamanya tidak menyayangi dia, karna tidak mau membelikan mainan yang dia inginkan. Ketika menangis samar-samar dia mendengar suara oomnya mengetuk pintu
“karin, oom boleh masuk?” tanya oomnya
“ iya om” masih dengan sesenggukan
“ kenapa nangis?” Tanya om
“mama gak sayang lagi sama karin om, mama gak mau beliin boneka barbie sama rumah-rumahannya untuk karin” rutuk karin
“ siapa bilang mama gak sayang karin? Mama lagi gak ada uang sayang lagian karin sudah besar, nanti baru beli karin sudah bosan mainnya” jelas om
“ tapi om, dian dan tami udah punya, masa karin nggak om” sahut karin
“ hm jadi ceritanya karna gak mau kalah ya?” ledek om
“ ya nggak juga om, tapi kan gak enak kalau harus minjam sama mereka terus” bela karin
“ya, udah, om mau beliin asal karin bisa mecahin kode ini ok?”
Karin pun diam sambil melihat kode yang diberikan oleh om danu
19-24;35-18;72-09;16-10;75-13
74-21;19-24;9-12;12-12;03-21;4-12
“ kode apa ini om? Kok angka semua?” tanya karin
“ hehehe ayo coba di pikir, om kasih tau satu petunjuk, coba karin cari kode ini di buku bacaan kesayangan karin” jawab om
Karin pun segera mengambil buku kesayangannya, dan dia terlihat asyik mencocokkan angka dengan isi buku. Tapi dia tidak mengetahui apa arti kode tersebut, dia pun beranjak ke kamar kakaknya untuk bertanya.
“ kak, kakak tau gak arti kode ini? Kata om danu jawabannya ada di buku ini,’’ ujar karin
“ bentar ya, kakak lihat dulu’’ sahut kak rima
“ cepetan ya kak,” bujuk karin
“ hm kakak ngerti, begini karin, mungkin angka pertama itu menunjukan halaman yang ada di buku karin ini, terus angka yang kedua, itu adalah urutan barisnya contoh ya, angka 24, coba karin cari di buku halaman 19, baris ke 24 begitu seterusnya.” Jelas kakak
“ gitu ya kak, iyalah kak, nanti karin cari arti kodenya di kamar, makasih kak.’’ Ujar karin
“ iya karin, selamat mencari” jawab kakak.
Karin pun langsung menuju ke kamarnya dan begitu sampai di kamar dia langsung mengambil pena serta buku untuk mencatat kata-kata apa yang ia temukan. Setelah hampir satu jam mencari akhirnya karin menemukan arti kode tersebut.
“Bonekanya ada di rumah toni”
“Rumah bonekanya da di rumah bibi ina”
Karin pun segera pergi ke rumah toni teman sekelasnya dengan memakia sepeda, karin memang tidak terlalu akrab dengan toni, karna karin berpikir bahwa toni itu orangnya dekil, acak-acakan, dan malas karna toni jarang sekolah.
Sesampai di rumah toni, karin pun mengucapkan salam. Toni menyahut dan mempersilahkan karin masuk ke dalam rumahnya. Sambil masuk, karin memperhatikan keadaan rumah teman sekelasnya itu, rumah toni terbuat dari papan yang lapuk, lantainya juga bukan lantai seperti rumah karin, lantai di rumah toni adalah tanah, di dalam rumahnya pun hanya ada dua bangku kayu, dan satu dipan bambu. Belum lagi karin melihat adik toni yang berbaring di dipan. Hati karin tertegun melihat pemandangan di dalam rumah tersebut.
“ ada apa karin ke rumahku, tumben.’’ Kaget toni
“ eh, nggak ton, Cuma mau tanya, om danu ada menitipkan boneka gak disini?” tanya karin
“ oh boneka barbie itu ya, ada kok, sebentar ya aku ambilin.” Kata toni
Sambil mengikuti toni, karin pun bertanya
“ adikmu kenapa ton?”
“ adikku lagi sakit rin. aku lagi jagain dia” Jawab toni
“ memang ibumu kemana ton?” tanya karin lagi
“ ibuku kerja rin, jualan di pasar.’’
“ lho kok ibumu yang kerja, memang ayahmu gak kerja ya ton?”
“ ayahku sudah meninggal rin, setahun yang lalu karna tipes, aku pun kadang membantu ibuku di pasar, makanya aku jarang sekolah” ujar toni
“ maaf ya ton, aku udah tanya-tanya tentan ayahmu.” Ujar karin
“gak apa-apa kok rin, ini bonekamu.” Kata toni sambil menyerahkan boneka karin.
“makasih ya ton, aku pamit dulu ya” ujar karin
“ iya rin, kapan-kapan main lagi ke rumahku ya”
“iya” jawab karin
Karin pun langsung mengayuh sepedanya ke rumah bibi ina, pembantunya. Di sepanjang perjalanan dia berpikir tentang toni dan keluarganya. Rumah bibi ina terletak di kampung sebelah komplek perumahan karin, rumah-rumah di sana hanya di bangun dengan papan, dan triplek, jalannya pun tanah merah yang penuh debu, tidak seperti jalan rumah karin yang sudah beraspal. Sesampai di rumah bibi ina, karin hanya bertemu dengan anaknya.
“ nia, ada titipan dari om danu gak untuk kakak?” tanya karin
“ ada kak, rumah-rumahan barbie kan kak?”
“ iya” jawab karin
“bentar ya kak, nia ambilin” ujar nia
Nia pun masuk ke dalam rumah untuk mengambilkan mainan karin.
“ ini kak, rumah-rumahan barbienya. Rumahnya bagus ya kak, besar lagi. Kemarin waktu ibu bawa ini ke rumah, nia pengen lihat apa isi dalamnya, tapi di larang sama ibu” cerita nia
“ nia mau?” tanya karin
“mau kak, tapi nia gak berani minta beliin dengan ibu, soalnya kata ibu itu harganya mahal ibu gak punya uang gitu kak. Kata ibu lebih baik uangnya untuk bayar baju sekolah.” celoteh nia
“ owh gitu, nia kakak pulang dulu ya, soalnya hari sudah mau sore” kata karin
“ iya kak, hati-hati di jalan kak”
Karin pun meletakkan rumah-rumahan tersebut di bangku penumpang, sambil dia ikat dengan tali rafia agar tidak jatuh. Karin pun langsung ngebut mengendarai sepedanya. Sesampai di rumah dia langsung menemui oomnya yang berada di taman belakang rumah.
“om, makasih ya atas hadiahnya” ujar karin
“ wah hebat ya karin bisa mecahin kode yang oom kasih, iya sayang” ujat oom
“ hehehe di bantu dengan kak rima om, tapi om, karin kembaliin aja barbie sama rumah-rumahannya, karin minta uangnya aja” kata karin
“ lho kenapa rin? Jelek ya?” tanya om danu
“ nggak kok om, bagus kok, karin suka. Tapi karin butuh uangnya, untuk bantu toni sama bibi ina om.” Kata karin
“ memangnya mereka kenapa? Yakin?” tanya om danu lagi
“ yakin om, karin kasihan lihat adik toni lagi sakit om, terus si nia anak bibi ina belum bayar baju sekolahnya om. Mau ya om? Boneka barbienya di jual aja om” cerita karin
“ wah keponakan om ternyata peduli juga ya sama teman-temannya, terharu oom hehehe. Ya udah, boneka barbie sam rumahnya ambil aja buat karin, ini om kasih uang ke karin untuk bantu toni, dengan bibi nia.” Ujar om danu
“serius om? Makasih banyak om, besok habis pulang sekolah karin antar uangnya ke rumah toni dengan bibi ina, sekalian ngajak nia main barbie sama-sama. Makasih ya om” kata karin
“ iya sayang, mandi sana sudah sore” perintah om danu
“siap bos “
Karin pun berlari ke dalam rumah sambil tersenyum senang. Mama yang melihat karin dan om danu pun tersenyum. Akhirnya karin mendapatkan hadiah yang berharga.
Penulis
Chey Cillie Corin
