Suatu ketika aini berada pada taman kanak-kanak Ais-jah Bustanul Athfal Muhammadiyah singkut.aini di didik oleh 2 orang wanita tangguh yang penuh kesabaran dan kasih sayang serta kesabaran yang dia miliki,yaitu : bu siti dan bu salbiyah.
Aini begitu bahagia karena beliu hidup penuh semangat dengan sosok guru yang selalu membuat bahagia dan periang,sehingga di sela-sela hari berlalu tidak ada kata untuk bersedih.
Suatu pagi saat kami bermaindan belajar bu guru menanyakan apa cita-cita anak-anak Semua? Aini dan teman-teman menjawab dengan ragam kicau bahagia yang kami sebutkan.
Hmm...bu guru pun menyambutr ceria cita-cita yang kami sebutkan.nah... anak-anak harus rajin belajar,berdoa dan berusaha semoga apa yang di cita-citakan dapat tercapai. Amin.... kami kata dan doa dari seorang guru yang kami sayangi.
Nah... karnaval 17 agustus hampir tiba.anak-anak boleh mengenakan seragam kebesaran cita-cita kalian.di saat itu pakain seragam yang di kenakan mewakili ciri cita-cita anak-anak ibu. Hore.... semangat tawa menyambut ceria.
Satu minggu aini mempersiapkan kostum,alat pemeriksa kesehatan (stetoskop)serta topi dokter yang bunda buatkan untuk aini.karena pada saat itu,aini mengukir cita-cita untuk menjadi dokter,agar dapat menyembuhkan orang sakit terutama ayah,bunda dan keluarga.
Sebelum berangkat karnaval,bukde mar dan prima singgah kerumah membawa baju adat jawa,berwarna hitam,merah keemasan.sempat tertarik mengenakan baju itu namun aini ingat bila cita-cita aini menjadi seorang dokter bukan untuk menjadi pengantin kecil.aini menolak semua rayuan bukde mar dan prima karena cita-cita adalah segalanya buat aini.
Saat karnaval berlangsung aini bahagia walau menyisipkan duka karena prima mengenakan pakaian adat sendiri namun cita-cita telah mengukuh,aini tida k ingin semuanya pupus begitu saja.
Penulis
Nuraini pebriana putri