Dipagi hari yang cerah, kepala sekolah ku mengumumkan bahwa sekolahku mengadakan berbagai macam lomba, antar kelas salah satunya adalah lomba rebana, aku dan teman-temanku bersemangat mengikuti lomba tersebut, yaitu lomba rebana dengan beranggotakan 7 orang. Hari demi hari kami lalui dengan latihan, tanpa disadari 2 hari lagi mendekati hari H.
Pada suatu hari, kami latihan di sekolah, awalnya kami latihan di luar ruangan, berhubung cuaca panas, kami pun segera masuk ke kelas, sepanjang jalan menuju kelas kami selalu membunyikan rabana kami dan tidak menghiraukan kelas lain yang sedang belajar.
Aku dan 6 orang temanku, Rita, Riana, Oki, Ifka, Reni, Ida dengan semangat bernyanyi sekuat mungkin, di dalam kelas kami, tiba-tiba salah satu guru kesenian kami Pak Herianto namanya.
Hauuuus !!! diam anak sebelah lagi belajar.
Kami diam sejenak,temanku berkata, lanjutkan …. Ayo…….la teriak Rita dengan bersemangat kemi pun melanjutkan, latihan kami, tidak menghiraukan teguran Bapak tadi, tiba-tiba…..!!!
Doaaaarrrr!!! Pintu kelas terbanting.
Seketika terdiam tanpa suara, ternyata gur yang sangat mengerikan di sekolahku mengamuk, cemas, ketakutan, semua lengkap tanpa disadari, kami langsung berlari meninggalkan bapak tadi, tanpa menggunakan alas kaki.
Tiba-tiba kakiku berdarah tertusuk duri dan sangat memalukan kamipun menangis merengek-rengek di depan kantor, tanpa menghiraukan apapun, trauma menyelimuti diri kami, tiba hari H perlombaan dilaksanakan, kami bertekad, apapun yang akan terjadi kita harus menang, semua sepakat.
Dan akhirnya tidak disangka ternyata juara pertama jatuh kepada anak kelas VI hatiku bersorak gembira. Akhrinya perjuangan kami tidak sia-sia segera kami meminta maaf kepada guru yang telah kesal karena ulah kami.
Maafkan kami Pak !!
Bapak pun tersenyum sambil menepuk bahu kami masing-masing rasa kesal berubah menjadi bangga.
Penulis
Sholihatun Innayyah